Benang Bintik, Batik Khas Kalimantan Tengah (diolah dari berbagai sumber oleh Wawan Wiraatmaja)
Hari ini, 2 Oktober 2014, adalah Hari Batik Nasional. Tanggal ini, yang dimulai pada 2 Oktober 2009, dinyatakan sebagai Hari Batik Nasional untuk memperingati diakuinya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbedawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO, badan PBB yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Penetapan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional tercantum pada Keputusan Presiden Nomor 33 tahun 2009. Penetapan ini merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan martabat bangsa Indonesia dan citra positif di forum Internasional. Dengan batik terciptalah pengakuan dunia terhadap mata budaya Indonesia. Tujuan lainnya adalah menumbuhkan kebanggan dan kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan Indonesia.
Saat ini, batik telah menjadi pakaian “sehari-hari bisa, pakaian pesta pun bisa”. Bisa dipakai setiap saat. Berbeda pada waktu yang lalu, termasuk pada saat penulis masih kuliah sekitar tahun 90-an, batik hanya akan dikenakan pada saat ada acara resmi seperti pernikahan atau pesta. Khusus untuk penulis sendiri, senang mengenakan batik karena dua hal. Pertama, bahan batik yang biasanya penulis gunakan adalah bahan katun (cotton) yang enak dan pas untuk iklim Indonesia yang panas. Kedua, baju batik standar penggunaannya adalah dengan dikenakan tanpa dimasukkan ke dalam celana. Ini mengurangi terlihatnya kegemukan berlebih yang sekarang melanda.
Batik telah menjadi warisan budaya Indonesia yang terutama berkembang dalam budaya Suku Jawa selama ratusan tahun. Walau ada literatur yang menyatakan bahwa batik dulunya berasal dari bangsa lain, tetapi pengakuan UNESCO menunjukkan bahwa batik diakui sebagai bagian dari Bangsa Indonesia. Tentang batik dapat dilihat di wikipedia.com
Pemerintah Kalimantan Tengah, pada masa Gubernur Soeparmanto (1989-1994), terutama diprakarsai oleh Ibu Soeparmanto, menciptakan Batik Kalteng. Kekhasan pada Batik Kalteng adalah pada jenis motif yang mencerminkan kebudayaan Suku Dayak salah satunya adalah motif yang terkait dengan Batang Garing, Pohon Kehidupan. Teknik pembuatan kain batiknya sendiri menggunakan teknologi batik cap yang berasal dari Jawa. Di awal pengenalannya, seluruh proses pembuatan kain batik dilakukan di Jawa, dan perlahan beberapa kelompok masyarakat diajarkan untuk dapat membuatnya secara lokal di Kalteng. Batik Kalteng ini kemudian dikenal sebagai Batik Benang Bintik.
Tentang Batik Kalteng dapat dilihat di tulisan IndonesiaWonder.com, tulisan di Batikjirolupat.com, tulisan di radioevella.com dan sedikit catatan kritis oleh Andrini S. Kusni di sini…
Saat ini, beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah telah mengeluarkan motif batik khas kabupaten yang semakin memperkaya khasanah Batik Benang Bintik.
Catatan kecil
Penulis sebenarnya senang melihat perkembangan batik benang bintik yang semakin banyak dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Tengah. Tetapi, harus diakui bila dilihat dari motif yang ada, terkadang kesannya terlalu kaku sehingga tidak familiar dipakai di luar pemakaian resmi. Berbeda dengan batik-batik (motif) jawa yang sekarang lebih fleksibel dan penulis sering kenakan di luar kegiatan resmi.
Kemudian, permasalahan kedua dan ini paling tidak mengenakkan, adalah pemilihan bahan kain batik. Sebagian besar bahan kain batik benang bintik yang beredar di pasaran adalah bahan yang sifatnya panas dan tidak enak dipakai karena berasal dari bahan sintetis, salah satunya adalah rayon. Memang bahan ini biasanya mempunyai keunggulan lebih berkilau dan mempunyai sifat menggantung lebih baik serta tidak cepat kusut seperti katun. Hal ini berbeda dengan katun yang memiliki sifat tahan terhadap panas, penghantar panas, serta penyerap keringat sehingga bila kita pakai kesannya dingin. Bahan sintetis berbeda, dimana selain terasa panas, sehingga di iklim tropis semakin terasa panas, sehingga semakin banyak keringat yang keluar. Sehingga, bahan ini sering dilapisi lagi dengan kain pouring untuk mengurangi efek keringat. Tetapi, karena keringat yang keluar tidak terserap, maka sering yang terjadi adalah dalam pemakaian yang lama dalam satu hari, sering muncul bau tidak enak dari pemakaian bahan ini.
Tentang pemilihan bahan batik lihat di sini…
Gambar batik diambil dari IndonesiaWonder.com
Semua tautan, bila tidak ditemukan situs aslinya, dapat dilihat versi pdf-nya di sini…
Untuk melihat motif-motif benang bintik, silahkan googling dengan kata kunci “batik benang bintik + kalimantan tengah”
Pingback:Catatan Kusni Sulang: Uluh Kalteng Beridentitas Kalteng* | Jurnal Toddoppuli